23.4.07

luka puisiku duka

luka puisiku duka
ditelan air mata anak-anak itu
membesar perutnya kering tangisnya
getar jiwanya tak gentar gentar

luka puisiku duka
berdarah-darah di bangsal-bangsal
terbaring lemah sayu harapnya
menetes satu-satu di selang infus

luka puisiku duka
menghitung naza' terjulur lidahnya
didekap candu bernama sekolah


ah ... mimpiku terbang
membawa luka puisiku duka
meninggalkan nisan tanpa nama
mewariskan jejak tanpa kata

luka puisiku duka
berayun-ayun bersama getarnya
di setengah tiang bendera yang juga luka dukanya

(16.08.05)

Tidak ada komentar: